• RSS
  • Facebook
  • Twitter
Comments

studi kasus tentang telematika yakni mengenai video conference. Video conference merupakan salah satu layanan dari telematika, dimana kita dapat berkomunikasi dengan dua atau lebih orang ditambah melihat langsung muka lawan bicara kita ketika sedang berkomunikasi. Dalam implementasinya saya ambil contoh Universitas Gunadarma. Tahun ini Gunadarma pernah mengadakan video conference antara beberapa kampus yang dimiliki Gunadarma, yaitu Kampus Margonda, Kalimalang dan Karawaci.
Video conference ini juga tidak hanya dapat digunakan oleh suatu instansi perusahaan saja, kita sebagai personal/pribadi juga bisa menggunakan video conference. Tanpa di sadari, mereka yang sedang menjalani Long Distance Relationship (LDR) juga menggunakan video conference ketika menghubungi pacarnya yang berada nan jauh disana. Salah satu aplikasi yang banyak digunakan yaitu skype. Dengan skype mereka dapat berkomunikasi dan melihat langsung lawan bicaranya, sehingga bisa dibilang sebagai video conference.
Menurut saya keuntungan video conference ini dapat dilihat saat pertemuan bulanan antar beberapa cabang perusahaan yang tersebar di berbagai pulau. Jadi dengan memanfaatkan teknologi yang ada, mereka dapat tetap berkomunikasi, berdiskusi dan melakukan rapat tanpa harus bertemu secara langsung.

Berikut ini adalah penjelasan dan studi kasus mengenai Video Conference Pada Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia :
Perkembangan teknologi komunikasi membawa perubahan pada proses penyampaian informasi. Bentuk informasi yang disampaikan tidak hanya audio, tetapi juga visual. Konferensi video menggunakan telekomunikasi audio dan video untuk membawa orang-orang di berbagai tempat mengadakan rapat bersama. Konsep konferensi video sama seperti percakapan antara dua orang (point-to-point) atau melibatkan beberapa tempat (multi-point) dengan lebih dari satu orang di ruangan besar pada tempat berbeda. Selain pengiriman audio dan visual kegiatan pertemuan, konferensi video dapat digunakan untuk berbagi dokumen, informasi yang diperlihatkan komputer, dan papan tulis.

Teknologi Video Conference
Teknologi inti yang digunakan dalam konferensi video adalah sistem kompresi digital audio dan video stream secara nyata. Perangkat keras atau perangkat lunak yang melakukan kompresi disebut  dengan codec. Angka kompresi dapat dicapai hingga 1:500. Digital yang dihasilkan aliran 1s dan 0s dibagi menjadi paket label, yang kemudian dikirimkan melalui jaringan digital biasanya menggunakan Integrated Servive Digital Network (ISDN) dan dengan Internet Protocol (IP). Penggunaan modem audio dalam saluran pengiriman memungkinkan penggunaan Plain Old Telephone System atau POTS, dalam beberapa aplikasi kecepatan rendah, seperti videotelephony, karena POTS mengubah getaran digital ke atau dari gelombang analog dalam rentang spektrum audio.

Komponen lain yang dibutuhkan untuk sistem video conference meliputi :
1. Video input: kamera video atau webcam
2. Video output: monitor komputer, televisi atau proyektor
3. Audio input: mikrofon
4. Audio output: biasanya pengeras suara yang berkaitan dengan perangkat layar atau telepon
5. Data transfer : jaringan telepon analog atau digital, LAN atau Internet
Pada dasarnya ada dua jenis sistem konferensi video :
Sistem terdedikasi mempunyai semua komponen yang dibutuhkan dikemas ke dalam satu peralatan, biasanya sebuah konsol dengan kamera video pengendali jarak jauh kualitas tinggi. Kamera ini dapat dikontrol dari jarak jauh untuk memutar ke kiri dan kanan, atas dan bawah serta memperbesar, yang kemudian dikenal sebagai kamera PTZ.
Konsol berisi semua hubungan listrik, kontrol komputer, dan perangkat lunak atau perangkat keras berbasis codec. Mikrofon omnidirectional terhubung ke konsol seperti monitor televisi dengan pengeras suara dan/atau proyektor video. Ada beberapa jenis perangkat yang didedikasikan untuk konferensi video :
Konferensi video kelompok besar : non-portabel, besar, perangkat yang digunakan lebih mahal untuk ruangan besar dan auditorium.
1. Konferensi video kelompok kecil: non-portabel atau portabel, lebih kecil, perangkat lebih murah yang digunakan untuk ruang rapat kecil.
2. Konferensi video individual: biasanya perangkat portabel, dimaksudkan untuk satu pengguna, mempunyai kamera tetap, mikrofon, dan pengeras suara terintegrasi ke dalam konsol.
Sistem desktop biasanya menambahkan papan perangkat keras ke komputer pribadi normal dan mentransformasikannya menjadi perangkat konferensi video. Berbagai kamera dan mikrofon berbeda dapat digunakan dengan papan, yang berisi codec yang diperlukan dan pengiriman tatap muka. Sebagian besar sistem desktop bekerja dengan standar H.323. Konferensi video dilakukan melalui komputer yang tersebar, yang juga dikenal sebagai e-meeting.

Kelebihan dan Kekurangan Video Conference pada Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia :
Kelebihan Video Conference
1. Pertemuan – pertemuan yang dilakukan, seperti kuliah umum dengan dosen/bernarasumber internasional atau seminar dari satu negara dengan negara lain dapat secara online sehingga akan menghemat biaya dan waktu.
2. Informasi dan pengetahuan dapat berkembang dengan melakukan pertemuan atau diskusi dengan PT terbaik dalam negeri maupun luar negeri.
3.Tatap muka jarak jauh menjadi terasa lebih nyata.
4.Sebagai pendukung program e-learning Perusahaan. Perusahaan dapat saling berbagi resource.

Kekurangan Video Conference
1.E-learning yang dilakukan akan kurang efektif dengan bantuan video conference, karena kurang nyata dan belajar itu perlu pemahaman langsung.
2.Bahasa sebagai alat komunikasi yang dimiliki oleh PTN dalam negeri berbeda dengan PT luar negeri

Masalah
Ada dua masalah yang menonjol mencegah konferensi video menjadi bentuk komunikasi standar meskipun dimana-mana sistem mempunyai kemampuan konferensi video.
1.Kontak mata: Telah diketahui bahwa kontak mata memainkan peran besar dalam percakapan, merasa perhatian dan niat serta aspek lain dari komunikasi kelompok. Sementara percakapan telepon biasa tidak memberikan isyarat kontak mata, konferensi video dapat dikatakan lebuh buruk dimana memberi kesan yang salah bahwa berbicara jarak jauh adalah menghindari kontak mata.
2.Penampilan kesadaran: Masalah kedua dengan konferensi video adalah saat sedang di depan kamera, dengan aliran video secara mungkin dapat direkam. Beban presentasi yang dapat diterima pada penampilan layar tidak hadir dalam komunikasi audio saja. Penambahan video sebenarnya mengganggu komunikasi, mungkin karena kesadaran saat di depan kamera.

Masalah kontak mata dapat diselesaikan dengan kemajuan teknologi, sedangkan kemungkinan munculnya masalah kesadaran akan luntur ketika orang-orang telah terbiasa dengan konferensi video.




Categories:

Leave a Reply